Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan, potensi investasi di Indonesia masih sangat besar dan belum tergarap dengan maksimal hingga saat ini.
Padahal, investasi menjadi salah satu instrumen dalam meraih target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan dalam APBN.
Selain investasi, instrumen lainnya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dengan meningkatkan ekspor.
"Kuncinya hanya 2 ini enggak ada yang lain. Karena APBN enggak mungkin meloncat enggak mungkin. Kuncinya hanya 2 ini. Pertama ekspor dan yang kedua investasi," kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna Mengenai Pagu Indikatif Tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/4).
Untuk investasi, menurut Jokowi, potensi investasi di Indonesia masih terganjal berbagai aturan.
"Sekali lagi saya ingin sampaikan peluang investasi di negara kita ini gede sekali dan banyak sekali investor yang berminat. Tetapi penyakitnya ada di kita sendiri, yang berminat banyak, yang mau diinvestasi juga banyak, tetapi penyakitnya ada di kita sendiri yaitu di masalah regulasi masalah aturan-aturan yang masih keluar dari Kementerian, dari Dirjen keluar masih. Saya sampaikan jangan buat lagi buat aturan, jangan. Ini masih keluar," tutur Jokowi.
Dalam memaksimalkan potensi investasi di Indonesia, bukan dengan cara menerbitkan aturan-aturan baru, melainkan memanfaatkan aturan yang ada bahkan mengurangi aturan yang ada.
Jika terus menerbitkan aturan-aturan baru yang tujuannya menghambat investasi, maka yang dikerjakan pemerintah selama 5 tahun ke depan hanya rutinitas.
"Ini kalau kita mengulang-ngulang terus Ya sudah, rutinitas saja. Enggak akan ada perubahan. 5 tahun ya sudah rutinitas. Enggak ada perbuatan. Kalau enggak ada keberanian ya enggak ada perubahan. Masih setingkat dirjen masih keluar. Masih Permen masih keluar. Kalau tambahin sederhana enggak apa-apa. Ini tambah ruwet. Nanti disebut saja Permen mengerti semua," jelasnya.
Sedangkan ekspor, kata Jokowi, saat ini pemerintah dihadapkan dengan kondisi pasar yang masih lesu. Namun, untuk meningkatkan ekspor, perlu dicari negara-negara tujuan baru.
"Itu tolong betul-betul dikirim rombongan misi dagang untuk melihat opportunity, peluang-peluang yang ada di negara-negara itu terutama uang penduduknya di atas 60 yang di atas 80," kata Jokowi.
Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi pada APBN 2018 sebesar 5,6% pada saat membuka sidang kebinet paripurna mengenai pagu indikatif tahun 2018.
Bahkan, dia juga menginginkan para menteri kabinet kerja merealisasikan target pertumbuhan ekonomi di 2017 sama, yakni sebesar 5,6%. Untuk merealisasikan hal tersebut, harus ditopang oleh peningkatakan ekspor dan investasi. (sumber)
Padahal, investasi menjadi salah satu instrumen dalam meraih target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan dalam APBN.
Selain investasi, instrumen lainnya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dengan meningkatkan ekspor.
"Kuncinya hanya 2 ini enggak ada yang lain. Karena APBN enggak mungkin meloncat enggak mungkin. Kuncinya hanya 2 ini. Pertama ekspor dan yang kedua investasi," kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna Mengenai Pagu Indikatif Tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/4).
Untuk investasi, menurut Jokowi, potensi investasi di Indonesia masih terganjal berbagai aturan.
"Sekali lagi saya ingin sampaikan peluang investasi di negara kita ini gede sekali dan banyak sekali investor yang berminat. Tetapi penyakitnya ada di kita sendiri, yang berminat banyak, yang mau diinvestasi juga banyak, tetapi penyakitnya ada di kita sendiri yaitu di masalah regulasi masalah aturan-aturan yang masih keluar dari Kementerian, dari Dirjen keluar masih. Saya sampaikan jangan buat lagi buat aturan, jangan. Ini masih keluar," tutur Jokowi.
Dalam memaksimalkan potensi investasi di Indonesia, bukan dengan cara menerbitkan aturan-aturan baru, melainkan memanfaatkan aturan yang ada bahkan mengurangi aturan yang ada.
Jika terus menerbitkan aturan-aturan baru yang tujuannya menghambat investasi, maka yang dikerjakan pemerintah selama 5 tahun ke depan hanya rutinitas.
"Ini kalau kita mengulang-ngulang terus Ya sudah, rutinitas saja. Enggak akan ada perubahan. 5 tahun ya sudah rutinitas. Enggak ada perbuatan. Kalau enggak ada keberanian ya enggak ada perubahan. Masih setingkat dirjen masih keluar. Masih Permen masih keluar. Kalau tambahin sederhana enggak apa-apa. Ini tambah ruwet. Nanti disebut saja Permen mengerti semua," jelasnya.
Sedangkan ekspor, kata Jokowi, saat ini pemerintah dihadapkan dengan kondisi pasar yang masih lesu. Namun, untuk meningkatkan ekspor, perlu dicari negara-negara tujuan baru.
"Itu tolong betul-betul dikirim rombongan misi dagang untuk melihat opportunity, peluang-peluang yang ada di negara-negara itu terutama uang penduduknya di atas 60 yang di atas 80," kata Jokowi.
Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi pada APBN 2018 sebesar 5,6% pada saat membuka sidang kebinet paripurna mengenai pagu indikatif tahun 2018.
Bahkan, dia juga menginginkan para menteri kabinet kerja merealisasikan target pertumbuhan ekonomi di 2017 sama, yakni sebesar 5,6%. Untuk merealisasikan hal tersebut, harus ditopang oleh peningkatakan ekspor dan investasi. (sumber)